Showing posts with label international. Show all posts
Showing posts with label international. Show all posts

Chocolate Bread Pudding

Ini salah satu proyek ngabisin cocoa powder Valrhona yang rasanya gak habis-habis *lebay*. Udah mikir-mikir dan bolak-balik koleksi buku resep nyari ide cemilan yang pake coklat bubuk. Mulai dari pudding agar-agar, cakes, sampe ke souffle, semua di periksa kelengkapan bahannya. Nah, pas jalan ke kamar Papaku, ketemu roti baguette yang akhir-akhir ini sering di beli Papa buat di makan sama minyak zaitun. Hum... Papaku sendiri ke Jakarta beberapa hari lalu dan baru pulang ke Jambi kemarin sore. So, gak mungkin rotinya akan di makan lagi. Lagian rotinya juga udah keras, bakalan di buang nih. Ding! ding! ding! horeee...akhirnya bisa aku manfaatin buat bikin pudding roti.

Pertama kali kenal sama pudding roti, ya dari kak Ira yang baik hati (dimana ya sekarang? *kangen*) sama seperti aku kenal macaroni schotel. Waktu itu rasanya senaaaang banget kalo di telpon kak Ira untuk datang ke apartemennya buat bikin n' ngabisin pudding roti. Kalo kak Ira, rotinya pakai roti putih di potong kotak-kotak kecil. Yep, aku suka banget sama pudding rotinya kak Ira yang super milky, lembut dan rada basah. Itu juga yang aku ingat-ingat waktu bikin pudding roti ini kemarin. Kalo biasanya pudding roti di beri cinnamon untuk menambah rasanya, kali ini aku pake cocoa powder adza. Yang pasti, jangan heran deh kalo dari sekarang blog ku bakalan di penuhi resep yang pake coklat bubuk, biar abis semua stoknya, ogah rugiiii....hehehe

Supaya lebih nyoklat, aku tambahkan dark coklat, lagian aku punya Lindt dark chocolate yang aku beli Minggu lalu. Pokoknya tema bread pudding ku kali ini gak tanggung-tanggung, the finest ingredients only...ehem..kecuali roti baguette yang usianya udah 3 hari...udah gak finest lagi, cuma masih fine aja...hehehe.. tapi kali ini, aku jadi ketagihan pake coklat Lindt buat baking, rasanya itu lho, beda banget dengan cooking chocolate biasa. Ntar beli lagi ah buat nyetok di rumah. Just in case kalo mau bikin yang enak-enak buat keponakanku yang imut-imut. Sekali-kali, kalo baking untuk sendiri, why not deh, bayar sedikit lebih tapi sangat memuaskan. Bread pudding yang terkesan biasa saja, bisa terasa wah sekalee. Fabulous!

Jumlah gulanya, sengaja aku pakai sedikit aja, supaya rasanya lebih chocolaty dari pada overly sweet. Susu yang sudah di panaskan dengan bahan-bahan lainnya, di tuang berlahan-lahan diatas roti yang sudah di olesi dengan butter (bolak balik) dan di susun di loyang yang sudah di oles dengan butter juga. Nah, cara menuang susu yang rada tricky, sebaiknya tidak di tuang langsung dari pancinya supaya roti tidak mengapung. Lebih baik gunakan sendok sayur besar dan siram berlahan diatas roti. Cara ini efektif buat bikin roti menyerap susu dengan sempurna. Setelah selesai, aku selipkan juga potongan-potongan dark coklat di beberapa titik untuk "suprise" waktu pudding di potong. Oooh...I love dessert with suprise!

Setelah matang, puddingnya aku taburi gula pasir kasar dan aku blow torch seperti creme brulee. Suka deh waktu dimakan terasa ada yang cruchy di antara lembutnya pudding, selain itu, rasa gula gosong benar-benar menyatu sama aroma coklat. Saat di keluarkan dari oven, masih terasa agak basah, tapi setelah didiamkan sebentar, puding roti akan set dan padat sendiri. Tentu saja, waktu di potong, terasa lembuuut... setelah matang, si Mas jadi pencicip pertama, yah, itung-itung dia sudah bantu foto waktu puddingnya di blow torch..hehehehe... ntah karena dia benar-benar suka atau emang kebetulan lapar, si Mas bilang suka tuh...ehem...hihihihi...

Kemarin sore, Papaku pulang dari Jakarta bareng bang Baraq dan sepupuku Tona yang pulang ke Jambi for good dari Bandung. Di tengah-tengah kehebohan para cucu yang gak sabar nunggu Datuk nyampe rumah (biasaaaa...karena ada kabar semua dapat oleh-oleh mainan keren dari Datuk...hihihihhi), kak Ika dan Tona nyicipin pudding rotinya. Kalau Tona, semua udah oke, karena dia emang suka makanan yang nyoklat daripada milky, sementara kak Ika semua udah enak tapi sedikit kurang manis, dia ngebayangin kalo puddingnya bakal oke banget kalo di makan sama es krim vanilla. Hum..aku sendiri ngerasa akan lengkap kalo aku bikin saus custard hangat untuk di siram diatasnya...ntar deh, kalo lagi rajin, bikin versi lengkapnya...*mimpi*...hahahahaha....

Ini resepnya :
CHOCOLATE BREAD PUDDING
Bahan :

Roti baguette (lk. 30 cm) atau gunakan roti tawar biasa yang sudah berumur 2 atau 3 hari.
750 ml susu tawar
75 - 100 gr gula pasir
15 gr cocoa powder
50 gr dark chocolate
3 butir telur, kocok lepas
1/2 sdt vanilla extract
50 gr butter

butter untuk olesan roti dan loyang
gula untuk di blow torch
potongan kecil dark cokelat untuk di taburkan di beberapa tempat

Caranya :
  • Olesi roti yang telah di potong dengan butter, susun di loyang yang telah di olesi butter. Sisihkan.
  • Dalam panci, panaskan susu, coklat bubuk dan gula. Setelah mendidih, masukkan butter. Aduk rata.
  • Ambil sedikit susu panas, tuang kedalam mangkuk telur, aduk rata (agar telur hangat dan tidak matang), setelah itu baru di masukkan ke dalam panci susu, aduk rata. Tambahkan vanilla extract, aduk rata, angkat.
  • Dengan sendok sayur besar, tuang susu hangat keatas roti hingga menutupi permukaan roti. Panggang di oven hingga matang.

Best Chocolate Chip Cookies


 Ck... ck...ck.... setelah memaksakan diri buat baking, ternyata ngeblog pun bikin malas. padahal cita-citanya udah banyak banget. Tapi malasnya pun gak kalah heboh. Seperti postingan cookiesku kali ini. Bikinnya semangat banget, mengusir rasa malas dan menerjang baking blues...*duilee* ternyata ujung-ujungnya sami mawon podo ae...*ikut bahasanya si Mas*...masih jelas banget dalam ingatanku *ehem*, hari minggu itu ntah kenapa, pengeeeeeen banget makan chocolate cookies. Gak tau deh, bawaan baby atau emang emaknya yang doyan, pokoknya mesti bikin. Kebetulan memang bahan buat cookies udah standby di rumah. Apalagi senin besoknya, ada teman-teman IWAPI mau rapat di rumah. Klop deh, gak perlu khawatir gak abis, soalnya aku tau banget kalo lagi kepengen begini, paling aku makan cuma satu dua biji, sisanya bakalan dioper ke siapa aja yang ada di rumah...hihihihi...

 Nah, kalo biasanya aku selalu pake resep cookies andalanku, Nestle Tollhouse, kali ini aku mau  nyoba yang lain. Sekali-kali keluar dari comfort zone laaah... so, semua buku cookies yang aku punya aku baca resep chocolate chips cookiesmya, tapi pada akhirnya, aku cari resep di google juga...*haha*... aku tinggal ketik "best chocolate chip cookies"...eh, gak taunya yang keluar judulnya plek sama....hihihihi....pilihanku jatuh sama resep "Best Chocolate Chip Cookies" ini. Judulnya dahsyat banget ya? atau terlalu optimis? sempat ragu buat nyobain, karena judulnya aja rada lebay, tapi karena yang nyobain resep ini lumayan banyak dan reviewnya yang positif juga gak kalah banyak, ya udah, langsung deh di eksekusi...


Pembuatannya lumayan gampang, standarlah seperti bikin cookies biasanya. Kayaknya, bahan yang di gunakan dalam beberapa resep cookies gak jauh beda, udah standar aja. Seperti mengandung brown sugar, chocolate chips, kacang-kacangan (kalo suka), vanilla...yang beda hanya komposisi dan spices atau flavoring yang ditambahkan ke beberapa resep cookies. Perbedaan yang paling nyata beda resep ini dengan yang biasa aku coba,  yaitu juga menggunakan gula pasir biasa selain brown sugar. Anyway, Karena aku emang gak suka cookies yang pake kacang-kacangan, kali ini kacangnya juga aku skip, sebagai gantinya, chocolate chipsnya yang aku lebihkan. Suka deh aroma cookies yang sedang di panggang, apalagi ngeliat adonanya membulat di dalam oven...rasanya gimanaaaa gitu...ini salah satu aroma yang mengundang rasa hepi buat aku....*eheeem*...hahahaha....

Setelah matang, cookies diangin-anginkan diatas rak kawat. Aku selalu melakukan ini tiap kali habis memanggang cookies. Prosesnya terlihat gak penting, tapi percaya deh, ada perbedaan nyata antara cookies yang dianginkan dengan rak kawat, sama yang tidak. Waktu aku cicipi, memang chocolate chips cookies yang ini terasa lebih tasty dari Tollhouse, selain aroma, rasanya pun lebih kaya. Terasa lebih beraroma dan berkaramel gitu. Mungkin penambahan gula pasir yang membuat aroma karamel lebih kentara. Hum...jadi dilematis antara ini dan cookies yang udah lama aku sukai. Tapi satu hal yang next time aku ganti, yaitu jumlah gulanya. Cookies ini jauh lebih manis dari Tollhouse, mungkin jumlah gula pasirnya harus dikurangi.

O ya, di loyang terakhir, dibagian atas cookies aku taburi garam fluer de sel. Ternyataaaaa...aku suka bangeeet. Rasa asinnya mengimbangi cookies yang manies. Hum...jadi ketagihan deh nge-cookies dengan fleur de sel begini. Next time mau nyoba ditaburi diatas cake, pasti enak ya, biar gak eneg. Tapi mungkin ya nanti-nanti, setelah my little baby lahir, kalo sekarang udah dilarang kebanyakan makan garam....hiiiiks!



Ini resepnya ya...
BEST CHOCOLATE CHIP COOKIES

I cup mentega, suhu ruang
1 cup gula pasir
1 cup brown sugar
2 btr telur
2 sdt vanilla extract
3 cup tepung terigu serbaguna (protein sedang)
1 sdt baking soda
2 sdt air panas
1/2 sdt garam
2 cup chocolate chips (aku 2,5 cup)
1 cup walnut cincang (aku gak pake)

Caranya :
1. Panaskan oven hingga 350 F (175 C)
2. Mikser mentega, gula pasir, dan brown sugar hingga rata. Masukkan telur satu per satu, tambahkan vanilla. Larutkan baking soda dalam air panas, masukkan kedalam adonan bersama garam. Masukkan tepung, chocolate chips dan kacang, aduk rata. Cetak di loyang dengan sendok.
3. Panggang di oven lebih kurang 10 menit atau hingga pinggiran cookies mulai kecoklatan.

No-Knead Cinnamon Rolls

Hari ini bener-beneeeeeeeerrr....susah deh ngejelasinnya. Pulang dari pemakaman tadi sore, Papa minta mampir ambil bajunya dari tukang jahit. Bang Iqbal turun, kita nunggu dimobil aja. Aku dimobil ngerasa goyang, tapi karena Papa dan Tona diam aja, aku gak nanya, kirain emang goyang, gak taunya bang Iqbal keluar dari toko bilang kalo ada gempa. Ternyata memang ada gempa besar di Sumatera Barat (ironisnya, baru sore itu juga entah kenapa kita cerita soal Pariaman, kampungnya Makwo, Nenekku dari Ibu), ternyata disitu pusat gempa sebesar 7,6 SR. Korban tewasnya gak sedikit dan ribuan rumah hancur di sana... semoga para korban diberi kekuatan oleh Allah SWT ya...

Tadi itu kita habis pemakaman Budi. Baru semalam 3 hari wafatnya bang Ipul, dapat kabar kalau anaknya itu sedang kritis di ICU rumah sakit. Budi ini anak sepupu Ibuku, plus teman main aku dan Riri waktu kecil dulu kalau berkunjung ke rumah Makwo secara rumahnya berdekatan. Kalo lebaran, suka deh kerumah Budi, karena Almh neneknya yang kami panggil One, suka bikin ketupat ketan yang enaaaakkkk banget, apalagi tape ketan hitam buat temannya ketupat...gak ada tandingan!! Sampai sekarang aku belum ketemu ketupat ketan lain yang bisa nyaingin. Yang bikin senang, Uni Niar, mamanya Budi, selalu tersenyum cerah kalau kami datang sambil langsung kedapur sibuk nyiapin makanan favorite ku itu.

Pagi tadi waktu aku hampir selesai bikin roti ini, Papa udah nyuruh kita jenguk si Budi. Tapi karena aku juga sudah janjian sama tona mau buka rekening bank baru, maksudnya sekali jalan aja. Baru juga aku mau mandi, ditelpon sama bang Iqbal yang ngabarin kalo Budi sudah meninggal. Duuuhh...aku langsung lemas. Kita langsung ke rumahnya dan pulang setelah pemakaman lepas Ashar. Kasihan banget deh Uni Niar, sudahlah kehilangan suami , harus kehilangan anak pula dengan jarak begitu dekat. Sedangkan kehilangan Ibu dan abangku Sadat dengan jarak satu tahun lebih beberapa bulan saja, sedihnya luar biasa. Apalagi dengan jarak beberapa hari seperti ini... ya Allah, memang misteri kekuasaan-Mu memang hanya Engkaulah yang tau...Subhanallah...

Oh, well...
Sekarang kembali ke cinnamon rolls. Ini memang roti favorite aku dan Riri. Aroma dan rasanya familiar banget soale waktu kuliah dulu kita suka banget beli cinnamon rolls ya Cinnabon. Apalagi di kotaknya (waktu itu) tertulis kalau mereka menggunakan kayu manis terbaik yang berasal dari Indonesia. Rasanya bangga banget deh!! Hebat ya negara kita! Sejak itu, kalo ke mall, nyium aroma Cinnamon rolls (apapun brand-nya) aku pasti ngelirik, dan kalo kelihatan empuk...so pasti beli. Gak heran kalo aku suka iseng cari-cari resep rolls wangi ini. Tapi seperti biasa, aku nyari doang, gak pernak bikin, yang kebayang udah ruwet aja.

Sampai akhirnya aku iseng browse intenet ketemu resep menarik. Gimana gak ngiler pengen nyoba bikin, selain bahannya simple, cara bikinnya pun simple juga. Bayangin aja, gak perlu acara ngulenin pake tenaga dalam segala. Cukup diaduk pake sendok kayu aja. Me likey!! Ya udah deh, pas mau ke dokter gigi tapi gak jadi tadi malam (daku mau cabut gigi...takuuuut!), kita mampir ke supermarket. Cuma buat beli ragi dan kayu manis doang. Karena gak ada kayu manis bubuk, aku beli batangan aja. Toh bisa pake grinder aja, lagian aromanya pasti lebih okeh, freshly ground dibanding yang udah jadi bubuk.

Kalo menurut resepnya didiamkan di kulkas selama 12 jam. Walaupun bisa dibiarkan di suhu ruang selama 2 jam aja lalu panggang, tapi katanya rasa gak akan seenak yang 12 jam. Jelas, aku pilih yang 12 jam sekalian... (kayaknya di Jambi aku lebih sabar ngikutin saran resep...gak perlu buru-buru siiih...hihihihi). Bikinnya guampang banget! tinggal cemplung bahan-bahan ke baskom, aduk. Beres. Sempat panik baru nyadar kalo butuh madu. Untung deh Papa emang suka beli madu, apalagi aku ngeliat ada satu dirigen (buanyak!) madu asli di meja. Langsung tak samber aja. Pas Papa pulang aku tanya soal madu aslinya, katanya dikasih sama ayahnya Yen (Pakyu Yusuf) yang emang suka mengambil madu di hutan. Wuiiih...lebih mantep deh. Apalagi aku emang doyan madu asli, beda banget rasanya sama yang di pasaran.

Tadi pagi, aku keluarin dari kulkas, ternyata adonannya memang mengembang. Kirain kalo di kulkas gak akan ngembang. Setelah dibulatkan, aku bikin olesannya. Trus digulung, dan dipotong-potong... atasnya aku olesi lagi sama bahan olesan dan diberi almond (soale gak punya pecan)....mudah banget deh. Kali ini scrapper metal mamang bermanfaat banget, aku nyoba motong nya pake pisau, hasilnya berantakan dan isinya sampe bisa keluar segala. Tapi setelah dipotong pake scrapper metal, jadinya mudaaaahh banget. Cepat lagi.

Aku sempat khawatir gak akan jadi, ternyata... rasanya luar biasa!!! Mirip deh sama cinnamon rolls dipasaran. Lembut, manis dan aromanya itu lho, betul-betul menggoda. Seisi rumah jadi wangiiiii.... Aku sama Riri aja, masing-masing habis 2 rolls. Kebetulan di rumah Papa ada rapat, kak Ika ngasih ide dibikin versi kecilnya buat tamu Bokap. Ya udah, panggangan ke dua mini cinnamon rolls. Wuiiih...laris manis. Mungkin karena bapak-bapak yang udah berumur, jadi doyan roti lembut dan masih panas...hehehehe

O ya, katanya resep roti ini bisa dijadiin "basic" buat roti lainnya. Karena masih ada sisa adonan di kulkas (hebatnya, katanya adonan ini bisa diletakkan di kulkas hingga 4 hari lho...) besok aku mau nyoba jadiin roti bentuk lain. Beneran suka deh sama resep ini, kelewat mudah buat dibikin dan hasilnya juga gak malu-maluin... Sayangnya, kalo udah dingin rada mengeras (tapi tetap enak koq). Walaupun kalo dipanasi akan lembut kembali. Lebih sayang juga tadi rencananya mau pake cream cheese frosting supaya lebih gooey, tapi udah gak sempat tuh. Lagian simple aja udah enak....

Dulu aku sama Riri kalo makan cinnamon rolls lebih suka pake fresh lemonade. Kalo orang lain suka pake teh atau kopi, kita lebih suka ditemani dengan yang seger-seger. Selain ukurannya gede, rasa manis dan padat memang lebih pas sama lemonade. Kalo ada sisa, yang sudah matang, dimasukkan ke kulkas aja. Bisa diangetin paginya buat sarapan...humm...aroma cinnamonnya bisa bikin seger di pagi hari.

So.....ini resepnya. Yang aku cantumkan disini cuma toppingnya. Jadi aku bikin toppingnya rada banyak, itu aku gunakan untuk isian dan topping. Although, kalo di resepnya baik isi maupun topping menggunakan resep yang berbeda. Nah, kalo mau yang aslinya, silahkan ke websitenya aja yaaa....




No - Knead Cinammon Rolls
Adonan Roti :

1 3/4 cups air hangat
1 1/2 sdm ragi instan
1 1/2 sdt garam
4 btr telur, kocok lepas
1/2 cup madu
1/2 cup unsalted butter, cairkan
7 cup tepung terigu serba guna

Caranya :
Dalam wadah besar, campurkan telur, air, madu, metega cair, ragi dan garam. Aduk rata dengan sendok kayu. Masukkan tepung. Aduk rata...aduk terus sampai gak ada butiran tepung yang masih kering (lk. 1 menitan). Tutup (jangan gunakan airtight container). Kalo aku tadi ditutup pake aluminium foil aja. Masukkan kedalam kulkas semalaman atau hingga 4 hari. Semakin lama di kulkas, baunya akan semakin terasa di dalam kulkas, dan rasanya juga lebih enak.

PS : Kalau mau bisa dibiarkan mengembang dalam suhu ruang selama 2 jam diatas meja, ambil adonan yang akan dibuat rolls. Tapi tetap lebih enak yang didiamkan semalaman.


Topping :
6 sdm unsalted butter, lembutkan suhu ruang
1/2 sdt garam
1/2 cup brown sugar
30 pecan halves (aku gak pake)

Kalo aku resep topping ini aku jadikan 2, digunakan sebagai filling dan topping *malas ribet*.

Cara membuat topping :
Cream semua bahan kecuali pecan, sehingga dapat dioleskan.

Cara membuat cinnamon rolls :

Pertama, keluarkan adonan roti dari dalam kulkas, ambil adonan sebesar buah melon ukuran sedang. Masukkan kembali sisanya kedalam kulkas supaya dapat digunakan dilain waktu. Lumuri tangan dan adonan dengan tepung. Bentuk adonan menjadi bola dengan cara menarik dan dimasukkan kebawah adonan sehingga didapat adonan yang bulat. Biarkan adonan beristirahat ditutup dengan kain. Biarkan sebentar sementara menyiapkan filling dan toppingnya.

Taburi meja kerja denga tepung, gilas adonan hingga didapat adonan segi empat dengan ketebalan 1/8 inches (aku sekitar 1/2 cm). Olesi dengan bahan filling hingga rata ke seluruh adonan, taburi kacang pecan. Gulung, potong-potong. (kalo aku diatasnya diolesi lagi dengan bahan topping lalu ditaburu kacang almond panggang). Panggang dengan suhu (kalo aku sekitar 170 C) selama 35-40 menit. Tetap di cek dahulu soale tiap oven berbeda-beda. Apabila sudah kuning keemasan, then its ready.

Enjoy.....

PS : Apabila adonan sudah ditabur, digulung dan dipotong-potong tapi masih antri untuk masuk ke oven, sebaiknya dimasukkan ke kulkas dulu untuk memperlambat fermentasi, atau dia akan membesar karena ragi masih terus bekerja...

Chocolate Cheesecake

Dulu, aku gak begitu suka deh sama cheesecake. Menurutku rasanya aneh, asem tapi creamy. Kebetulan host family ku juga gak begitu demen sama cheesecake. Mereka lebih suka pie, aku pun ikut-ikutan doyan pie (gampang terpengaruh niiih...) apalagi kalo ada banana cream pie...wuiiihhhh.... wajib pesen!! doyan banget! Mom-ku sampe heran kenapa aku suka banget sama makanan yang ber-pisang... maklum, dari negara tropis...hehehe...setelah kuliah di Atlanta dan tinggal sendiri, aku suka iseng bikin cheesecake. Gara-gara mesti ke supermarket sendiri dan ngeliatin barang-barang "aneh" di raknya... Resepnya cukup nyontek di belakang kotaknya Philadelphia cream cheese aja (waktu itu belum ngerti internet dan males banget beli buku resep..hehehe...) trus crustnya beli yang udah jadi, rasanya enak-enak aja tuh. Lha aku suka cheesecake justru setelah pulang ke Indonesia. Sama temen-temen yang suka hunting dessert, cheese cake selalu jadi sasaran utama. Sayangnya, crust cheesecake yang aku coba lebih sering datar banget, mungkin karena dianggap gak penting kali ya. Kalo aku justru yang kebayang crust cheesecake yang ada rasa kayu manisnya... lebih nendang!

Karena di Indonesia susah kalo nyari Philadelphia (di milis sempat dibahas, katanya kalo adapun harganya nauzubillah..) aku pake yang merk Anchor. Menurutku rasanya gak kalah koq sama Philadelphia. Lumayan mirip. This is the closest one you can get!. Harganya lebih reasonable, kalo gak salah 1 kg-nya sekitar Rp. 90.000-an. Kalo beli Philadelphia, cuma dapat 1/4-nya aja (katanya lhoo...). Beda banget kan?? Ini cheesecake yang perjuangannya panjang. Bayangin aja. Creamcheese-nya aku beli sebelum puasa, trus aku masukkan ke kulkas rumah Jakarta. Ceritanya pas aku pulang ke Jambi mau tak bawa, mau tak masukin bagasi gitu...eeeh...daku malah kebanyakan barang, males banget kalo mesti bawa cream cheese sekilo ke atas pesawat...berat euy! nyampe bandara aku baru nyesel-nyesel, tau gitu bawa sekalian deh, toh udah kena charge overweight ini (aku bawa foto dan lukisan yang udah dibingkai juga), apa sih bedanya ditambah barang sekilo lagi...whoooaaaa...selalu deh telat mikir!!! Semua orang yang bakalan ke Jambi, aku titipin buat bawain cream cheese-ku itu. Mulai dari bibi Shinta (yang emang mau bela-belain mampir ke rumah Jakarta, demi cheesecake...hihihi) sampe si Tona yang memang baru pulang ke Jambi beberapa hari sebelum lebaran.

Untung deh sekitar seminggu sebelum lebaran bang Iqbal ke Jakarta buat jenguk Hilmy dan Nadia. Sekalian nitip dibawain. Selain cream cheese, juga ada parmesan 1 kg yang dibawa juga. Parmesannya sampe sekarang masih nganggur di kulkas, belom sempat diapa-apain. Biasaaaa...bawaan belanja kalo lagi di toko bahan kue. Ikut-ikutan latah sama ibu-ibu yang abis-abisan nyetok bahan sebelum lebaran...hahahaha... Anyway, tu creamcheese hangin' out dulu dikulkas. Beberapa hari sebelum cream cheese ini datang, aku abis-abisan ngerayu Bokap buat beliin kulkas. Hebat ya si cream cheese? Di dapur sih ada, tapi suka diisi si Umi sama Ikan, daging dan kawan-kawannya. Males banget kan?? lagian karena udah pesan minibar buat pantry baru, sekalian aja...(gara-gara pantry, malah banyak nularnya niiih...hihihi). Aku yang semula butuh kulkas yang kecil aja, eeeh...Papa malah ngotot mau beli yang gede skalian. Kalo gak diingetin listrik bakalan turun, bisa-bisa kulkasnya lebih gede dari pantry-nya...huuu...

So...ceritanya cheesecake ini mau dibikin buat reuni SD kemarin, tapi gak keuber. Padahal udah promo segala ke paman Adi dan bibi Shinta yang doyan cheesecake buat mampir...hehehe... terpaksa ditunda deh. Soale cheesecakenya baru aku bikin semalam dan supaya lebih set, harus didiamin dikulkas semalaman. Ini kali kedua aku bikin cheesecake dengan resep yang sama. Resepnya Diana's dessert, aslinya sih Dulce de leche cheesecake. Tapi kali ini dulce de lechenya gak aku pake. Waktu itu aku sempat bikin, aku sih enak aja. Tapi kata kak Ika sama sepupuku Tona, kemanisan (ya iyalah, terbuat dari susu kental manis yang dikaramelkan). Tapi aku suka banget sama cheesecakenya. Rasanya mirip dengan cheesecake yang biasa aku makan jaman sekolah dulu. Makanya kali ini aku tetap bikin pake resep yang sama, tapi plain aja dan tadi sore, diatasnya aku siram sama dark cooking chocolate cair, supaya ada balance manis-pahitnya...yummm...


O ya, waktu bikin crustnya kemarin, aku pake biskuit marie aja, yang dihancukan pake blender. Karena aku suka banget sama crust cheesecake yang rada cinnamon-ny, aku tambah kan kayu manis bubuk ke campuran crustnya. Rasanya jadi enak deh (buat yang suka kayu manis tentunya). Si Dea yang belum ganti baju sekolah (dia masih kelas 1 SD, masih suka banget sama seragamnya) ngeliat aku nge-tim coklat, mulai tanya-tanya. Tadinya aku mau corat-coret aja sama coklat cair, tapi karena sisanya banyak, ya aku siram aja skalian. Sayang kalo kebuang. Mungkin karena ngeliat coklat melimpah begitu, Dea-nya udah gak sabar minta dipotongin cheesecake. Untunglah coklatnya cepat mengeras. Aku bujukin Dea buat sabar sebentar, mau nyari air panas buat ngangetin pisau, eeeh...teettteeeeeppp... ya udah, aku potong aja, jadinya coklatnya malah retak disana sini...gak pa pa deh, yang penting keponakanku happy...hehehe...

Pas mau difoto dulu, yaaahh... Dea udah main comot aja pake tangan. Pas comotan ke dua, aku minta tangannya tahan dulu buat di foto...soale bibi-nya males kalo mesti motong lagi...hehehehe... baru deh aku ambilkan garpu mungil. Senang deh ngeliat Dea semangat ngabisin sambil belajar makan cake dengan cantik...*cieeee*. Keponakan ku ini kidal. Kata gurunya biarkan saja, gak pa pa dia pake tangan kiri untuk semua hal. Tapi kita rada gak setuju, kalo nulis, bolehlah. Kalo makan jangan, bagaimanapun juga dan apapun teorinya, di Indonesia, tetap dianggap kurang sopan kalo pake tangan kiri. Kasihan kan kalau dia mesti bergaul dengan orang lain nantinya? alhasil, sekarang seisi rumah ditugaskan buat ngingatin Dea setiap kali makan dan memberi maupun menerima dari orang lain. Jadi proyek bersama niih...hihihihi...


Nah...sekarang resepnya....

CHOCOLATE CHEESECAKE


Crust:
1 cup graham cracker crumbs or crushed vanilla wafers
3 tbsp. butter, melted
1/2 tsp ground cinnamon

Filling:
3 (8 oz.) packages cream cheese (24 oz. total)
1 cup superfine granulated sugar
2 tbsp. all-purpose flour
2 tsp. vanilla extract
3 eggs
1/3 cup whole milk

Topping:
125 gr dark cooking chocolate, melted


Instructions:

1. Preheat oven to 400°F (200°C).

2. Mix crust ingredients together, and press into the bottom of a lightly buttered 9-inch springform pan. Place pan on a baking sheet and bake for 10 minutes. Remove from oven and cool to room temperature.

3. Reset oven temperature to 325°F (160°C).

4. With an electric mixer beat cream cheese, sugar and flour together until well mixed and smooth. Add vanilla and beat until smooth. Add eggs one at a time, beating well after each addition. Beat until smooth. Add milk and mix until well blended.

5. Pour cream cheese batter over crust.

6. Bake in preheated 325°F (160°C) oven for 45-55 minutes or until center is almost set. Remove from oven and gently run metal spatula around rim of pan to loosen cheesecake (this helps prevent cracking). Let cool 20-25 minutes before covering and placing in the refrigerator. Refrigerate 4 to 6 hours or overnight before serving. Pour melted chocolate over cheesecake. Serve.

Curry Puff a. k. a. Pastel Singapura


Duluuuu....ehem... pertama kenal si Mas, waktu ditanya kue kesukaannya apa, jawabannya kue pastel. Mengecewakan sekali, karena saat itu aku sedang hot-hotnya lagi suka bikin aneka cake. Ternyata, si Mas malah gak suka cake, kalo kue tradisional yang manis, doi suka, tapi kalo cake, agak lama sukanya...milih-milih banget. So, aku gak pernah bikinin si Mas kue yang konon favoritnya itu. Paling kalo lagi ngeliat ada yang jualan kue, aku beli beberapa biji, buat dia doank. Aku sendiri jarang beli kue pastel, paling kalo dapat didalam kotak kue jatah snack pas lagi ada acara...apalagi kalo acaranya sampai makan siang, rasanya bersyukur sekali...hehehehe... 

Itu kalo kue pastel biasa lho ya...beda cerita sama pastel yang kulitnya renyah dan berisikan kari...hummm...never say no! sukaaa banget. Makanya waktu liat gerai curry puff dari negeri tetangga buka di Indonesia, lega banget, bisa beli kapan aja daku mau. Memang renyahnya kulit curry puff ini bikin mau lagi dan lagi. Selalu penasaran gimana cara bikinnya. Rasa penasaranku terobati waktu di ajarin sama Mom Elly yang baik hati cara membuat Tarcis yang kulitnya juga berlapis lapis. Bisa di katakan, tarcis itu curry puff yang asli Indonesia. Sama enaknya, kulitnya juga renyah berlapis-lapis, tapi isinya Indonesia banget. Sementara kalo curry puff negeri jiran, isinya ya kari.

Naaaah...beberapa hari lalu, iseng buka website NCC, ketemu sama resep Curry Puff a.k.a Paste Singapura, lengkap sama foto step by stepnya. Yipeeeee! langsung deh semangat mau nyobain..tapi yaaah, sesemangat-semangatnya, tetap aja tertunda. Karena sibuk kesana-sini, pas dirumah rasanya pengen istirahat atau main main sama Ava aja. Tapi hari ini, aku paksakan juga buat bikin. Yang rencananya mau bikin pagi, baru dilaksanakan lewat tengah hari. Padahal dari pagi aku udah nitip sama yu' Yati kalo ke pasar beliin bumbu kari. Siangnya pun masih ada aja yang kelupaan bawang bombay, terpaksa deh nyuruh si Muji beliin sekalian nambah kentang. Ternyata kentang stok makanan Ava juga udah gak ada...duuuh..baru nyadar, saatnya belanja beneran neeeh...hiks!



Seperti yang aku duga saat baca resepnya, pembuatannya gak sulit-sulit amat. Cuma memang persiapannya yang lumayan lama, kan mesti bikin fillingnya dulu. Bikin kentang karinya juga gak sulit, tumis-tumis dikit, lalu semua tinggal cemplung aja.  Untuk bumbu karinya memang sengaja aku perbanyak supaya lebih nendang. Karena bumbu kari beda-beda komposisinya, ada baiknya di cicipi sampai dapat rasa kari yang di inginkan. Kalo aku sendiri lebih suka rasa kari yang kuat. Karena di rumah lagi ada stok black pepper yang tinggal di grinder aja, aku tambahkan juga kedalam kentang kari untuk memperkaya rasa.

Adonanya juga simple bahannya. Cuma waktu bikin adonan B, lumayan juga nguleninnya. Baru nyadar ada mikser kitchenaid yang dari tadi cuma nampang aja di meja dapur...duileee...telmi bener deh. Langsung aja adonan dipindah ke si merah tersayang, jreeeng...jreeeng...adonan langsung kalis tercampur rata, gak pake acara ngulenin "nyuci style"...cepet pulak!..langkah berikutnya, ya mulai melipat dan menggilas. Suka deh lihat foto step-by-step pembuatannya, jadi mudah di mengerti. Sebenarnya cara pembuatannya gak beda jauh sama tarcis ala Mom Elly. Cuma beda di bentuk dan ukuran aja.  Setelah di potong, digilas, lalu diberi isi. Jadinya lumayan banyak, aku jadi bisa nyoba macam-macam gaya membuat pinggiran kue pastel..hehehe...gak tau kenapa, koq mendadak bisa bikin rimpelan ala- si Mama-nya Mom Elly...padahal, dulu gak bisa lho...hihihihi...

Ternyata yang sulit itu ya saat ngebentuk jadi pastel. Lapisannya suka lepas dan bikin ada lobang menganga. Nyebelin banget, walaupun saat di goreng isinya gak tumpah atau bikin pecah, tetap aja gak menarik keliatannya. O ya, dari semua metode menggilas adonan, aku baru mengerti, kuncinya saat digilas, jangan ditekan dan didorong, tapi cukup di giling pelan-pelan supaya gak sobek. Hum...mudah-mudahan bisa di mengerti ya, abisnya bingung juga gimana menjelaskannya. Eh, aku juga masih bingung cara menggoorengnya gimana supaya gak bruntusan. Aku udah coba pake minyak panas sedang sampe panas banget, tetap beruntusan. Dimasukkan ke minyak dingin lalu panas, tetap aja bruntusan...sooo, kalo ada yang tau gimana caranya supaya mulus, let me know ya!



Lalu, bagaimana dengan rasanya??? Enak! kulitnya renyah dan isinya beneran tasty. Terasa banget lapisan-lapisannya. Jadi semangat pengen bikin lagi nyoba eksperimen dengan margarine lainnya untuk perbandingan rasa dan tekstur. Setelah aku cicipi sendiri, ternyata memang lebih enak yang isinya full padat. Sayangnya tadi filling yang aku bikin gak cukup. Total aku dapat 42 kulit pastel (Kalo tadi bikinnya rapi, aku yakin bisa dapat sampe 50 biji). Dari 42 itu, sisa 5 yang gak kepake karena isinya abis. Next time kalo aku nyoba bikin lagi, fillingnya akan aku buat lebih banyak lagi supaya bisa bikin pastel yang isinya gembul...hahahaha...

Tadi pastelnya udah dicoba si Mas, dan katanya enak enak enak....gak tau deh, dia emang suka beneran atau karena mau nyenangin doang...hahaha... yang penting si Mas suka deh, karena udah nikah 3 tahunan, sampe punya anak satu, blom juga dibikinin kue pastel...hahahaha... well, pokoknya hari ini cukup menyenangkan, paling gak, aku mulai semangat masuk dapur lagi. Masih ada lagi resep kue pastel yang pengen aku coba. Resepnya aku dapat dari mba' Rubah, sepupunya si Mas dari Madura. Aku sempat diajarin bikin waktu abis resepsi pernikahan kami di Malang (Wuiih...lama beneeeer..), tapi gak sempat-sempat bikin, selalu akhirnya nyoba yang lain. Padahal pastelnya enak lho, walaupun pastel biasa. Kulitnya renyah karena pake korsvet. Udah masuk daftar resep yang pengen aku coba sejak lama tu...

Btw, hari ini ada si Icha, anak sepupuku yang main ke rumah. Icha baru datang dari Jatinangor kemaren. Si Icha ini dari kecil nongkrongnya emang di rumah, karena SDnya dekat rumah, kalo pulang sekolah, dia nunggu dijemput ya di rumah. Sampe besar juga basecampnya dirumah. November lalu, Icha masuk IPDN, sekarang pulang ke Jambi pas libur...hihihihi...lucu deh, dia kemana-mana mesti pake seragam. Tuuuh...lihat, kak Icha pake baju dinas, sementara Ava cuek bebek, muka cemong, gak pake baju, nungguin air buat mandi sore...hahahaha....

Resepnya ada di bawah yaaa...saranku, jangan lupa kunjungi website NCC buat lihat foto step by stepnya yaaa....

CURRY PUFF a. k. a PASTEL SINGAPURA
Bahan isi :

KENTANG BUMBU KARI

500 gr kentang
1 bh bawang bombay cincang
3 bh bawang putih cincang
3 sdm margarine
2 sdm bumbu kari bubuk siap pakai (aku 3 sdm, sesuai selera ya...)
1 sdt kaldu ayam bubuk (tadi gak pake, gak punya..ganti sama garam)
2 sdm saus tomat
1 sdm saus sambal

Cara membuatnya :
  • Kukus kentang hingga matang, kupas, potong dadu kecil
  • Panaskan margarine dalam wajan, tumis bawang putih dan bawang bombay hingga layu, masukkan kentang, aduk rata.
  • Taburi bumbu kari bubuk dan kaldu ayam bubuk, aduk rata, tuangi saus tomat dan saus sambal, aduk hingga rata dan matang. Angkat, dinginkan. Siap menjadi isian.

Bahan kulit :

Bahan A
250 gr  tepung terigu
150 gr margarine

Bahan B
750 gr tepung terigu
80 gr minyak goreng
300 ml air dingin
50 gr gula
1 sdm garam

Cara membuatnya :
  • Campur semua bahan A hingga menjadi adonan yang dapat dipulung. Bagi menjadi 2 bagian, bulatkan, sisihkan.
  • Bahan B : Dalam wadah, masukkan tepung, minyak goreng, gula, garam,, uleni sambil dituangi air sedikit demi sedikit hingga menjadi adonan yang kalis. Bagi menjadi 4 bagian, bulatkan.
  • Pipihkan 1 bagian B, isi dengan 1 bagian adonan A ditengahnya. Bulatkan hingga adonan A rapat terbalut adonan B. Rapikan bulatannya. Lakukan pada semua adonan. Diamkan 15 menit.
  • Ambil satu bagian adonan, gilas tipis, lalu lakukan lipatan single, yaitu adonan dilipat tiga kearah tengah.
  • Gilas lagi memanjang hingga sangat tipis. Kemudian gulung, dan padatkan. Lakukan hal yang sama pada tiga adonan lagi.
  • Potong-potong adonan horizontal setebal kurang lebih 1-1.5 cm hingga dapat potongan bulat dan terlihat tekstur pusaran.
  • Gilas tipis tiap potongan, beri isi Kentang Bumbu Kari, dan bentuk menjadi pastel.
  • Goreng dalam minyak yang sudah panas, hingga kuning kecoklatan. Angkat, sajikan.

Salted Caramel Cupcake



Hellooooooo....
Ok ok ok.... Janjinya mau rajin baking tapi ternyata sama aja dengan sebelum janji....jarang banget baking... Hiks! Well sebenarnya ada beberapa kali sebelum ini, bikin cupcakes juga, tapi kurang hepi sama hasilnya. Jadinya lamaaaaa banget baru mulai lagi... So sorry deh ya...

Anyway, kemaren bikin salted caramel cupcake ini, ntah kenapa lagi suka banget sama kombinasi karemel plus fleur de sel. Mulai dari macaron, cakes sampe minuman coklat pun pilih yang pake salted caramel. Nah, udah tau donk kalo aku bikin macaron gagal melulu dan lagi gak mood sekale sama yang namanya high risk....*hihihihi*.. jadi aku coba bikin cupcakesnya aja. Aman dan gak pake ribet. O ya, dulu aku pernah bikin coklat cupcake pake salted caramel juga and I'm not a fan! Setelah aku pikir-pikir *sok mikir*, aku suka fleur de sel dipadukan sama caramel yang creamy. Jadi begini, kalo perpaduan antara karamel yg dari gula tok, aku gak begitu suka. Tapi kalo fleur de sel bergabung dengan karamel+cream atau karamel+butter, baru pas! Ribet ya? Mudah-mudahan ngerti maksudku...hehehehe...

Naaah... Ada lagi masalahku dengan karamel, kalo too much juga, aku eneg. Ini yang terjadi dengan cupcake yang aku ceritakan tadi. Beberapa waktu lalu aku bikin salted caramel cupcake pake resep yang aku dapat online. Cara bikinnya gampang banget, gak pake mikser, tinggal di campur aja. Tapi masalahnya, waktu dimakan dengan frosting caramel juga, wuiiih rasanya jadi lebay buatku. Bayangin aja, cake caramel dengan caramel frosting...too over the top! Super jenuh makannya. Satu aja udah full sekalee.... Lalu aku bandingkan dengan makanan yang pake salted caramel yang aku suka. Baru deh aku tau kalo aku suka salted caramel sebagai topping! Rasanya jadi lebih istimewa kalau tidak mendominasi keseluruhannya. Itu sebabnya, kali ini buat cupcakenya aku pake vanilla cake aja, buttercreamnya aja yang salted caramel. Menurutku, ini lebih balance, rasanya jadi lebih simple dan gak too much of everything.



Buttercreamnya aku reka sendiri aja dengan cara membuat buttercream biasa yang sering aku bikin. Biasanya aku bikin buttercream simple dengan perpaduan mentega putih plus susu kental manis (1 :1). Begitu juga kali ini. Cuma untuk mentega putihnya, sengaja aku ganti dengan salted butter, dan susu kental manisnya sudah dikaramel-kan terlebih dahulu. Aku milih pake butter beneran karena suka sama cita rasanya yang menurutku gak tergantikan, so milky dan creamy. Jadi pas kalo dipadukan dengan rasa karamel karena ada aroma butter yang dominan juga. Lagian, buttercream begini lebih fleksible, bisa disimpan kalo mau diolah buat yang lain. seperti buat frosting cake atau filling macaron misalnya...(siapa tau aku mendadak dapat ilham buat nyoba bikin lagi...hehehe)
Untuk karamel, aku bikin seperti bikin  dulce de leche yang duluuuuu banget pernah aku bikin. Gak pake ribet, gak perlu nyari cream dan gak perlu mengira-ngira kalo karamelnya item manis atau gosong... Hasilnya menurutku lumayan enak dan gak eneg. Tinggal menyesuaikan jumlah fleur de sel dengan rasa yang diinginkan, atau tinggal ditaburkan diatasnya tanpa perlu dicampur. Hummm.... Jadi pengen nonton buat beli popcorn...*lho?*.....hihihihi....

Kalo cupcake vanillanya, aku nyoba resep baru yang aku dapat disini. Walaupun aku udah ada resep cupcake vanilla andalan, teteup pengen nyoba resep baru. Sekalian lagi nyari-nyari konsep kue ultah pertama Ava bulan depan...duh, senangnya nyiapin persiapan ultah buat my little angel. Saking semangatnya, ultah masih bulan depan, tapi penak-perniknya udah mulai disiapin dari sekarang...mulai dari undangan, goody bag, menu, sampe balon-balon...aiiihhh....lucu-lucu deeeh...

Nah, dibawah ini resepnya aku tulis ulang, kalo mau detailnya, silahkan aja kunjungi blog sang pemilik resep. Rasanya lumayan, gak beda jauh dari resep cupcake andalanku itu. Walaupun aku harus mengurangi jumlah gulanya next time. Seperti resep luar lainnya, memang kadang gula yang digunakan dalam satu resep jumlahnya gak tanggung-tanggung...

Ini resepnya ya....

VANILLA CUPCAKES

Ingredients
  • 1 3/4 cup cake flour 
  • 1 1/4 cup all purpose flour
  • 1 3/4 cup sugar
  • 2 1/2 tsp baking powder
  • 1 tsp kosher salt
  • 1 cup butter, room temperature, cut into 1/2 inch cubes
  • 4 eggs
  • 1 cup milk
  • 2 tsp vanilla
How to Make
  1. Preheat oven to 350°
  2. Line cupcake pan with cupcake liners.
  3. In bowl of stand mixer add the first 5 ingredients and stir together using paddle attachment for about a minute. Enough to get them nice and combined.
  4. With mixer on low, drop in butter, a few cubes at a time continuing until all butter is in and mixer resembles coarse sand.
  5. Add eggs one at a time on low speed.
  6. With mixer still on low slowly pour in milk and vanilla. Turn mixer to medium and beat for 2 minutes until batter is smooth, scraping sides of bowl as needed.
  7. Fill liners 2/3 full (about 1/4 cup batter) and bake for 15-20 minutes until centers are set and toothpick comes out clean.
  8. Allow to cool completely before frosting.


MEMBUAT CARAMEL SAUCE

1 kaleng susu kental manis, buang labelnya. Masukkan ke dalam panci berisi air (jumpah air harus lebih tinggi dari kaleng susu), Didihkan diatas kompor. Hati-hati dan jangan ditinggalkan. Rebus selama paling sedikit 1 jam. Semakin lama di rebus, warnanya nanti akan semakin gelap. Tapi jangan direbus lebih dari 4 jam. Setelah selesai, matikan kompor, biarkan didalam panci hingga dingin. Kaleng jangan dibuka hingga betul-betul suhu ruang, buat sehari sebelumnya bila perlu. Setelah betul-betul dingin, baru buka kalengnya dan siap digunakan.


SALTED CARAMEL BUTTERCREAM

200 gr salted butter
200 ml saus karamel (seperti yang dibuat diatas)
1 sdt fleur de sel (kurangi kalau nanti juga akan ditaburkan diatas cupcake)

Caranya :
Mikser mentega hingga lembut, masukkan saus caramel dan fleur de sel, kocok terus hingga menjadi buttercream





Ayam Lemon


Sebelum telat, mesti buru-buru setor laporan buat ikutan Chinese Food Week-nya milis NCC tercinta nih. Apalagi udah bertebaran resep-resep Chinese food setoran teman-teman, waaah, tambah semangat mesti nyobain masak juga. Apaaaa??? Masaaaak??? hahahaha...yep! kali ini aku pilih masakan, walaupun aku malas banget kalo disuruh masak. Abisnya, nyiapin bahan aja udah ribet gitu, blom lagi aku suka bingung nentuin asin manis-nya. Tapi kalo masakan Chinese kan beda, bikinnya lumayan praktis, tapi rasanya enak-enak lho. Ini salah satu jenis makanan favoritku, apalagi restoran Cina emang ada hampir di seluruh dunia (masih kebayang, aku cuma bengong aja ngeliat Chinese resto di Lahore yang dibanjiri pembeli..hihihihi). Dulu jaman kuliahan, dikulkas udah tertempel menu dari resto Cina langganan. Selain delivery-nya cepat, harganya-pun murah. Kalo untuk rasa, jangan di tanya deh, udah pasti uenak apalagi kalo ayam schezuan-nya pake nasi hangat....hajaaaarrr...

Nah, buat Chinese Food Week, aku pilih Ayam Lemon. Kebetulan semua bahannya ada di rumah. Biasaaa....punya stok lemon banyak buat diminum pake air putih setiap pagi...*mestinya*... Resepnya aku ambil dari buku Masakan Cina Populer-nya Yasaboga. Aku dapat bukunya waktu beres-beres barang-barang peninggalan Almarhum abang Sadatku dulu. Dia emang suka banget masak sendiri selama di rantau, kalo pulang ke Indonesia, ya suka beli-beli buku masakan gitu. Bukunya aku simpan karena dikasih nama sama bang Sadat. Senang deh, akhirnya datang juga kesempatan buat nyobain resep-resepnya. Apalagi rata-rata resepnya mudah buat dibikin. Alfatihah buat abangku ya...*hug*



Pagi tadi, mulai deh aku potong-potong ayam. Tinggal campur bahan-bahannya, udah siap buat di goreng. Dalam campurannya, aku tambahkan bawang putih bubuk, selain untuk memperkaya rasa, kebetulan juga aku punya, biar abis maksudnya...hehehe... setelah itu langsung goreng. Alhamdulillah kali ini urusan goreng menggorengnya gak pake lari tunggang langgang, semua berjalan lancar...hahaha... Bikin sausnya juga cepat. Di resep memang tertulis menggunakan 3 buah lemon, tapi aku kebayang pasti asem banget soale lemon yang aku punya gede-gede, so aku pake 2 butir aja. Jumlah gulanya pun aku tambah untuk mengimbangi kecutnya lemon. O ya, gak sia-sia deh aku dibikinin si Mas kebun mini di samping rumah. Aku nanam kunyit, jahe, basil, kencur, kemangi...pokoknya macam-macamlah. Semua ditanam di dalam pot. Jadi tadi, pas butuh jahe, aku tinggal ambil. Suka ih!..hihihihihi...

Setelah selesai, aku cicipi ayamnya dulu...humm..enak deh, so tasty! trus aku celupin ke sausnya, pertama terasa asamnya lemon, lalu terasa manis dan segarnya... I like it!!! Kayaknya, pada dasarnya ini seperti saus asam manis, tapi karena asamnya diganti lemon, jadinya lebih segar. Untuk ayamnya, selain saus lemon kayaknya juga bisa dikasih saus macam-macam buat nambah varian lauk. Pokonya, resep ini bakalan jadi andalan aku deh kalo kepepet mesti masak.

Ini resepnya yaaa....



Yasaboga

Bahan :

2 bh dada ayam
1 sdm kecap ikan ---> aku pake kecap asin biasa
1/4 sdt merica bubuk
1 btr putih telur, kocok
2 sdm tepung maizena
---> aku tambah 1/4 sdt bawang putih bubuk

Campur semua bahan diatas.

Saus :

3 bh jeruk lemon, ambil airnya-->aku hanya pake 2, karena lemonnya besar
1 sdt jahe muda parut
1 sdm jahe iris bentuk korek api
250 cc kaldu ayam
2 sdm gula pasir ---> aku 4 sdm
1 sdm daun bawang iris halus
1 sdm tepung maizena dicairkan dengan sedikit air

Caranya :

  • Goreng irisan daging ayam satu persatu hingga kecoklatan, tiriskan.
  • Campurkan air jeruk lemon, jahe parut, irisan jahe dan kaldu, didihkan. Masukkan gula dan ketalkan dengan tepung maizena, masukkan gorengan ayam dan daun bawang. Angkat dari api. Sajikan.
PS : Saranku, untuk mendapatkan keasaman yang pas, sebaiknya air lemon dimasukkan sedikit-sedikit sambil dicicipi. Sebelum maizena di masukkan, saus masih bisa di utak atik, bisa di tambah air lemon atau pun gula sesuai selera. Setelah terasa pas, baru masukkan maizena yg telah di larutkan dengan air.

Hanna;s Klappertaart

Kali ini aku mau posting klappertaart yang dibikin bulan puasa lalu ah. Waktu itu semangat banget ngeliat cerita dan resep Hanna's Klappertaart di tabloid Lezat. Klappertaart lembut dan dingin itu emang favorite ku, selalu beli deh kalo ke Sogo Food Hall. Dulu aku sempat bikin juga, hasilnya enak deh. Tapi kali ini aku pengen bikin lagi, soale yang ini tanpa alcohol, mungkin karena buat sajian Idul Fitri kali ya, jadi resep yang di berikan yang alcohol free. Hanna's klappertaart ini beda dengan yang umumnya biasa ditemui ditoko kue, karena texturenya lembut banget. Lebih mirip vla atau custard yang kental kalo menurutku. Disamping emang doyan sama klappertaartnya, cerita dari pemiliknya juga seru, Hanna itu anaknya pelawak Warkop (waktu kecil dulu, aku suka banget ngeliat film mereka), Kasino. Caranya mengembangkan Hanna's Klappertaart perlu diancungi jempol, pengembangan usaha melalui strong branding strategy seperti yang dilakukannya, perlu ditiru sama perintis maupun pengusaha lainnya tuuuh...

Anyway, aku bikinnya ini malam-malam, habis buka puasa. Udah niat banget dari paginya pesan ke Aal (anak sepupuku) buat bawain kelapa muda kerumah. Karena males dan khawatir gak bisa nyicip kalo bikin siang, akhirnya baru dibikin malam sama si Lina (asisten rumah tangga-nya kak Ika). Bahannya simple banget, sempat persimis kalo bakalan mirip sama yang dijual. Tapi tetap pede aja bikin terus, soale kupikir kalaupun beda, pasti tetap enak juga. Seluruh petunjuk dari Hanna nya aku ikuti, termasuk mengaduk perlahan satu arah dan harus happy...hehehehe... yang mesti di perhatikan, mengaduknya harus sampai kebawah supaya gak gosong dan lengket dipancinya. Bagian terpenting juga saat campuran air dan terigu mesti di saring, yang ini keliatan sepele, tapi ternyata bener banget supaya tidak ada gumpalan-gumpalan yang gak enak dimakan. Kali ini aku bikinnya bisa dikatakan sukses banget mengikuti petunjuk.....hihihihi

Setelah dimasukkan ke kulkas, pas sahur (gak sabar lagi nunggu buka puasa...) aku cicipi...ternyata gak jauh beda sama yang dijual tuh....yummmy!!... teksturnya sama banget dan manisnya juga sama. Aku langsung kasih taburan keju parut, karena klappertaart rasa keju yang paling sering aku beli (disamping yang original tentunya...). Mungkin kalo diberi sedikit cream cheese dalam adonannya maka akan lebih mirip lagi. Trus hasilnya juga buanyaaaaaaakkk buanget lho... sampe satu wadah pyrex yang persegi panjang gitu. Next time aku bikin separuh resep aja deh. Keblenger juga ngabisin klaapertaart sebanyak itu. Rasanya yang creamy, bikin gampang kenyang. Baru ngerti deh kenapa yang dijual ukurannya nge-pas (yang cup yaa...). Mana orang Jambi gak biasa makan ataupun jajan klappertaart....jadi susah ngejelasin ke semua yang mau ikutan nyicip di rumah *cape deeeh*. Untung si Irjan kawan nya Riri doyan banget, tapi malah bilang enaknya gak pake kelapa....lhoooo...kalo itu sih taart doang, klappe-nya ilang....whoa ha ha ha....

Karena puas banget sama resepnya, makasih banget deh sama mba' Hanna yang udah sharing resep. Sangat luar biasa bagi seorang pengusaha makanan untuk berbagi resep jualannya. Perlu kerelaan hati tuh. Kadang sebel banget kalo ada yang sharing resep tapi gak bisa dibikin, jadinya gagal terus. Kalo yang begitu, iiiih...jahat banget. Mending gak usah sharing, dari pada yang bikin malah ngabisin bahan-bahan gak karuan aja. Lebih parah lagi kalo ada yang ngerasa resepnya berharga sampe mesti bayar milyaran segala, padahal biasa banget...*nyindir buat yang ngerasa*...Whoa ha ha ha. Seperti mba' Hanna ini, ngasih resep yang bener soale beliau yakin betul gak akan menganggu penjualannya. Apalagi, semua orang sudah tau kualitasnya. Walaupun banyak ditiru, tetap aja pembeli pada kembali. Ya iyalah...klappertaartnya emang enak koq, walaupun aku udah bisa bikin, kalo ketemu Hanna's, aku pasti tetep beli. Gak mungkin kan, aku pengen klappertaart, langsung pulang kerumah buat bikin. Lha, kadang kalo lagi kepengen, satu cup aja cukup koq..... pasti beli-lah solusinya...hihihihi

Nah, ini resepnya...




HANNA'S KLAPPERTAART

Bahan :

100 gr tepung terigu
1 liter susu cair
1 kaleng susu kental manis
vanilli secukupnya
150 gr mentega (aku pake Orchid salted)
200 gr gula pasir
6 butir telur ayam
1 - 1,5 kg kelapa muda (jangan ada kulit ari-nya yaaa)

Caranya :

  • Tepung terigu di campur dengan air, kemudian masukkan kedalam panci dengan cara disaring.
  • Lalu masukkan satu per satu, susu cair, susu kental manis 1/2 kaleng sedikit demi sedikit, vanili, mentega, gula dan telur. (kalo aku, masukin telurnya setelah bahan lainnya agak mendidih, ambil sedikit adonan panas, tuang ke mangkuk yang berisi telur, aduk-aduk agar tercampur rata, agar telur tidak matang, baru dimasukkan ke adonan panas yang di dalam panci)
  • Masak diatas api sedang, aduk semua adonan berlahan-lahan sekitar 20 menit terus menerus hingga adonan mengental, masukkan kelapa muda, aduk rata.
  • Setelah agak mengental, tuangkan lagi sisa susu kental manis, dan aduk hingga rata. Angkat, dinginkan.
  • Setelah dingin, siap untuk dituang ke loyang.
  • Kemudian klappertaart dapat diberi topping sesuai selera, seperti memberikan irisan buah kurma diatasnya (aku pake keju parut aja).

Jan Hagel



Minggu lalu, abang tertuaku, bang Baraq datang ke rumah, nganter tepung, kacang tanah dan margarine dalam jumlah lumayan. Maklum, dia pegawai negeri, jadi dapat pembagian di kantor. Sedangkan kak Ari, istrinya, udah nyerah. Karena ngeliat aku semangat bikin kue, jadi diantar ke rumahku. Mereka sih pasrah aja mau dikasih berapa kuenya...hihihihi... Gak terasa, sebentar lagi udah mau lebaran nih, aku juga udah marathon bikin kue kering. Disela-sela berurusan dengan tukang gorden, tukang kursi, dan tukang tralis (pokoknya aneka tukang, sampe tukang bangunan! ), so far, hasilnya sekitar 12 toples mungil dan 4 toples gede berhasil aku bikin.

Sanak keluarga yang mampir, pada bilang gak cukup segitu, mengingat Papa-ku adalah orang yang di tua-kan dalam keluarga, rata-rata keluarga besar pada datang kerumah rame-rame. Tapi apa mau dikata, aku udah gak kuat lagi dan udah eneg banget ngeliat adonan kue kering. Mana hari ini rencananya mau start bikin kue besar sebangsa lapis legit dan kawan-kawan terpaksa di tunda. Kak Ika bikin sendirian semampunya. Soale sejak sahur tadi pagi infeksi pencernaanku kumat, rasanya perih dan mual nyampur jadi satu. Gak tepat banget deh sakitnya datang (kapan sih pernah tepat?), padahal kerjaan mendekor dan merapikan rumah bertumpuk pula! sebel...

Sambil istirahat dikamar, mending aku posting kue kering yang aku bikin aja deh, udah lumayan lama blognya di cuekkin. Lebaran kali ini aku bikin beberapa jenis kue. Ada kue yang dari lebaran lalu selalu ada karena penggemarnya banyak, seperti Kue Mete dan Cheese Button-nya mba' Femmy. Yang baru ada lebaran ini yaitu Italian Polenta Cookies, Jan Hagel, Jamed dan Kaastengels. Kali ini aku bikin cheese buttonnya kayak button beneran dan kaastengelnya juga bentuk batangan (tumben betah nyetak...) Aku semalam juga bantuin kak Ika bikin Nastar pake resep NCC, yang ternyata hasilnya enaaaak banget...empuk! Ntar aku posting terpisah deh ceritanya... padahal, masih banyak banget lho yang mau aku bikin, diantaranya choco chips cookies (requestnya keponakanku, Sonny) trus, cookies hias (ini aku kecentilan aja, supaya meja kelihatan meriah...) sama udah cita-cita mau nyoba-nyoba bikin kue kering kelapa buatan nyokap, siapa tau bisa....*sok yakin*... semua terancam bubar deh...hiiks...

Aku mulai dari Jan Hagel dulu. Sudah lama pengen bikin kue yang sempat jadi perbincangan di milis. Dari beberapa resep yang aku baca, pada dasarnya adonan kue ini lembut banget dan gak gampang untuk di handle. Ada yang di panggang dulu, baru di potong, ada juga yang di potong sebelum dipanggang. Pilihan ku jatuh ke resep yang satu ini, selain pembuatannya lebih sederhana, hasilnya enaaaaaaaakkkk banget deh! (menurutku lho) bikinnya juga gampang, gak perlu mixer segala. Rasanya seperti kue kuno bikinan nyokap, tapi tetap asyik buat dimakan (personally, aku suka banget sama kue-kue kering klasik!).


Permasalahannya mungkin disaat mencetak, karena adonannya lembuuut banget. Suasah buat diangkat ke loyang. Untuk mengakali-nya, aku gilas diatas silpat, trus dilapisi plastik bening. Setelah di cetak, buat mindahin kuenya, silpat aku angkat dan adonannya seperti di kupas berlahan. It works koq! semula mau dipotong-potong seperti resepnya, tapi aku lebih suka pake cookie cutter yang bunga aja, toh aku gak tau rasa aslinya gimana, atau mau di bandingin dengan apa. Yang penting, so far, so good...hehehe..

O ya, resepnya aku dapat juga dari blognya mba' Femmy, sumbernya dari booklet majalah femina. Waktu bikin kemarin, butternya aku modif 1 : 1 antara blue band sama wysman. Hasilnya tetap wangi dan buttery. Tapi kalo full wysman, mungkin lebih enak lagi kali yeee...




JAN HAGEL


Bahan :

225 gr tepung terigu, ayak
50 gr gula bubuk
150 gr butter (aku campur margarine 1 : 1)
1/4 sdt vanilli bubuk
2 kuning telur ayam, kocok rata

Taburan:
1 kuning telur ayam, kocok rata, untuk olesan
100 gram kenari kupas, potong tipis memanjang, untuk taburan (aku pake irisan almond)
gula pasir secukupnya, untuk taburan


Caranya
  • Dengan bantuan 2 buah pisau (atau kalo ada pakai pisau pastry) aduk rata semua bahan (kecuali telur) hingga berbutir-butir seperti pasir (mirip seperti bikin kulit pie atau strussel).
  • Masukkan kuning telur bertahap sambil diaduk-aduk dengan ujung jari agar adonan tidak lengket dan dapat dibentuk (aku pake sarung tangan plastik disposable, supaya kue gak "berkeringat"). Sisihkan.
  • Panaskan oven bersuhu 160 derajat celcius.
  • Gilas adonan ukuran 30 x 25 x 1/2 cm, olesi seluruh permukaannya dengan kuning telur hingga rata (kalo aku di gilas, cetak dengan cookie cutter, olesi telur taburi kacang olesi telur lagi taburi gula).
  • potong-potong adonan ukuran 3 x 6 cm. Taburi masing-masing potongan dengan kenari dan gula pasir.
  • Taruh adonan kue diatas loyang dengan jarak diantaranya.
  • Panggang dalam oven panas selama lk. 40 menit hingga matang dan berwarna kuning kecoklatan. Angkat, biarkan dingin.